Minggu, 15 Februari 2009

VALENTINE DAY (HARI BERKASIH SAYANG)
Menurut pandangan Islam


Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis' kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?

Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)

Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.

Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w
:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t.
dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam masalah 'Valentine Day'.
1. PRINSIP / DASAR
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
2. SUMBER ASASI
Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim. Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.

MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.


Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.

Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!! Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..
Untuk muda-mudi generasi penerus, tulisan ini akan memaparkan sedikit panjang lebar tentang CINTA, yang ternyata eksploitasi cinta tanpa tuntunan agama akan bermuara kepada pergaulan seks bebas dan merusak tatanan , bahkan eksploitasi cinta akan dapat menggiring pelakunya ke sikap pendewaan cinta yang akhirnya akan dapat menggiring seseorang kepada kesyirikan yang tidak disadarinya.

Kali ini akan kita kupas tentang Valentine yang secara kebetulan perkembangannya paralel dengan eksploitasi cinta, seks bebas dan materialisme. Tahun demi tahun hiruk-pikuk valentine makin bertambah instensitasnya, dahulu hanya muda-mudi kota-kota besar seperti Jakarta yang mengenal Valentine dan merayakannya, kini sudah mulai merambah ke muda-mudi desa-desa kecil yang ada di Indonesia ini, Valentine tidak saja dikenal oleh para remaja tetapi juga sudah dikenal dan dirayakan oleh anak-anak SD.

Dari sudut pandang ke-Islam-an, ternyata Valentine adalah sebuah perayaan yang harus dijauhi oleh para muda-mudi dan anak-anak muslim dan muslimah, dan sebaiknya para orang tua memberikan informasi kepada anak-anaknya bahwa Valentine bertentangan dengan nilai-nilai ke-Islam-an, memang bukan merupakan hal yang mudah karena sesungguhnya kita berhadapan dengan arus modernisme yang telah mengglobal dan salah kaprah. Opini tidak ketinggalan zaman dan tidak gaul bila tidak merayakan Valentine adalah salah satu kendalanya, namun dengan cara yang baik dan informasi yang akurat, Insya Allah informasi tersebut akan menjadi nasehat yang akan mudah untuk diikuti dan ditaati.

Untuk itu dalam kajian ini, akan dikupas tentang Valentine sedikit panjang lebar agar kita mendapatkan informasi yang komprehensif1 dan akurat sehingga kita dapat mensikapi hiruk-pikuk Valentine yang tahun-demi-tahun harus kita akui memang telah bertambah intensitasnya.


Sejarah Valentine

Valentine adalah nama seseorang pemimpin agama Katolik yang telah dianggap menjadi martir ?Islam : Syuhada- oleh orang-orang Kristen (katolik) dan Valentine telah diberi gelar sebagai orang suci (Santo) oleh orang-orang Kristen.

Kisahnya bermula ketika raja Claudius II (268 - 270 M) mempunyai kebijakan yang melarang prajurit-prajurit-nya untuk menikah. Menurut raja Claudius II, bahwa dengan tidak menikah maka para prajurit akan agresif dan potensial dalam berperang.

Kebijakan ini ditentang oleh Santo Valentine dan Santo Marius, mereka berdua secara diam-diam tetap menikahkan para parujurit dan muda-mudi, lama-kelamaan tindakan mereka diketahui oleh raja Claudius, sang rajapun marah dan memutuskan untuk memberikan sangsi kepada Valentine dan santo Marius yaitu berupa hukuman mati.

Sebelum dihukum mati, Santo Valentine dan Santo Marius dipenjarakan dahulu, dalam penjara Valentine berkenalan dengan seorang gadis anak sipir penjara, kemudian gadis ini setia menjenguk valentine hingga menjelang kematian Valentine. Sebelum Valentine dihukum mati, Valentine masih sempat menulis pesan kepada gadis kenalannya, yang isinya :
' From Your Valentine '


Setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, orang-orang selalu mengingat kedua santo tersebut dan merayakannya sebagai bentuk ekspresi cinta kasih Valentine, dua-ratus tahun kemudian yaitu tahun 496 Masehi setelah kematian Santo Valentine dan Santo Marius, Paus Galasius meresmikan tanggal 14 Pebruari 496 sebagai hari Velentine.

Itulah sejarah hari Valentine yang ternyata untuk mengenang dan memperingati dua orang suci Kristen Katolik yang mengorbankan jiwanya demi kasih sayang.

Ada versi lain tentang sejarah Valentine, yaitu pada masa Romawi Kuno, tanggal 14 Pebruari merupakan hari raya untuk memperingati dewi Juno, dewi Juno adalah ratu dari segala dewa dan dewi, orang-orang Romawi kuno juga meyakini bahwa dewi Juno adalah dewi bagi kaum perempuan dan perkawinan ?dewi cinta.

Pada tanggal 14 Pebruari orang-orang Romawi kuno mengadakan perayaan untuk memperingati Dewi Juno dengan cara memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Nama-nama remaja perempuan ditulis pada potongan kertas lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol, setelah itu para laki-laki mengambil satu kertas sebagai, setiap laki-laki akan mendapatkan pasangan sesuai nama yang didapat dalam undian tersebut, bila kemudian mereka ada kecocokan maka mereka akan melangsungkan pernikahan dihari-hari berikutnya.


Valentine dan Barat

Pada abad ke 16 Masehi, perayaan Valentine yang semula merupakan ritual milik agama Kristen Katolik telah berangsur-angsur bergeser, yang semula untuk memperingati kematian santo Valentine dan Marius telah bergeser menjadi hari ?Jamuan Kasih Sayang? yang disebut sebagai ?Supercalis? seperti yang dirayakan oleh bangsa Romawi Kuno pada tiap tanggal 15 Pebruari.

Sedangkan pada abad pertengahan di dalam bahasa Perancis-Normandia terdapat kata ?Galentine? yang berasal dari kata Galant yang berarti cinta, persamaan bunyi antara Galentine dan Valentine disinyalir telah memberikan ide kepada orang-orang Eropa bahwa sebaiknya pada tanggal 14 Pebruari digunakan untuk mencari pasangan. Dan kini Valentine telah tersinkretisasi dengan peradaban Barat.

Valentine telah menjadi bentuk pesta hura-hura, simbol modernitas, sekedar simbol cinta, dan sudah mulai bernuansa pergaulan bebas dan seks bebas.

Banyak para muda-mudi yang mengadakan pesta Valentine hanya karena ikut-ikutan supaya tidak dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul, orang yang ikut-ikutan pesta valentine seakanakan telah menyandang predikat sebagai orang yang modern dan maju, padahal dia tidak tahu apa-apa tentang sejarah Valentine dan Valentine itu sendiri, padahal Valentine sendiri bukanlah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi.

Tentu saja Barat adalah yang paling diuntungkan dengan hiruk-pikuk pesta Valentine, karena di dalam pesta valentine orang didukung untuk hura-hura, mencari cinta sesaat dan instan, seks bebas, galmour yang semuanya itu mengarah ke peradaban Barat.

Ketika Al-Islah mengadakan survey via telepon terhadap beberapa masyarakat kota, ada seorang koresponden yang pernah berada di luar negeri memberikan pandangannya bahwa Valentine telah menjadi media Barat untuk memasarkan produknya, merebaknya Valentine di kalangan muda-mudi, menjadikan mereka ramah dan permisif terhadap produk-produk Barat, antara lain fashion, kafe, hotel, film, seks pranikah, dan lain sebagainya.

Namun kalau kita mau jeli dan teliti, Valentine memang bisa menjadikan seseorang merasa tidak ketinggalan zaman, gaul, fashionable dan segudang simbol peradaban Barat lainnya, salah satu faktor besarnya daya jual produk-produk Barat adalah terbangunnya opini tersebut dikalangan muda-mudi, contoh, orang ingin mengganti Hp-nya dengan HP baru hanya dengan satu alasan saja yaitu ?model baru lebih trendy atau fashionable yang lama telah ketinggalan jaman dan memalukan? , opini semacam itulah yang ingin dibangun barat melaui acara-acara Valentine.


Survey Membuktikan

Dari wawancara dengan beberapa koresponden yang ada diwilayah pinggiran kota via telepone ketika diajukan pertanyaan apakah Valentine itu ? didapatkan hasil rata-rata para koresponden dari kalangan remaja memberikan jawaban bahwa Valentine adalah hari kasih sayang walaupun sebagian besar dari mereka tidak mengetahui sejarah Valentine. Dan ketika mereka ditanya apakah ingin merayakan Valentine?, sebagian besar menjawab ya dan ingin merayakan bersama sang kekasih, sebagian yang lainnya menjawab tidak perlu dengan alasan kasih sayang itu bukan hanya satu hari itu saja tetapi sepanjang tahun, dan ada juga yang memberikan alasan karena Valentine adalah budaya Barat yang memiliki efek negatif dan merusak. Yang cukup mengejutkan ada seorang anak SD yang tahu tentang hari Valentine dan ingin merayakan dengan memberi hadiah kepada teman spesial.

Dan dari wawancara dengan korespeonden yang sudah berumah tangga dengan kisaran umur antara 30 tahun hingga 50 tahun memberikan hasil bahwa ketika mereka dalam usia remaja mereka sebagian besar tidak tahu tentang Valentine walaupun pernah mendengar kata Valentine, sebagian kecil mengatakan ketika masih remaja mereka telah tahu tentang Valentine tetapi tidak pernah merayakannya. Dan ketika diberi pertanyaan lanjutan apakah akan memberikan izin kepada anaknya untuk merayakan Valentine, sebagian besar menjawab tidak masalah asal tidak kebablasan, dan sebagian yang lain mengizinkan tetapi dengan memberikan pengarahan dan sebagian yang lainnya lagi akan melarang karena mengetahui bahwa Valentine adalah budaya Barat dan bertentangan dengan agama Islam.

Dari wawancara tersebut dapat diperoleh gambaran tentang opini dan sikap masyarakat mengenai Valentine ?walaupun kurang akurat-:

Pertama, kalangan muda-mudi hampir 100% telah mengenal Valentine padahal para orang-tua mereka hampir 100% tidak mengenal Valentine pada masa remajanya berarti Valentine telah berkembang pesat dalam satu generasi.

Kedua, hanya sebagian kecil remaja yang menentang Valentine dan hampir 100% yang tidak mengetahui tentang sejarah Valentine.


Dan sekarang mari kita tinjau pandangan Islam tentang Valentine dan bagaimana semestinya umat Islam harus bersikap.
PANDANGAN ISLAM TENTANG VALENTINE

Dari uraian sejarah Valentine dan hubungannya dengan peradaban Barat saat ini dapat diringkas bahwa Valentine merupakan :

1. Ritual yang bersumber dari Kristen yang dikukuhkan oleh Paus Galasius untuk mengenang orang suci Kristen yaitu Santo Valentine dan Santo Marius.
2. Ritual orang-orang Romawi kuno yang pagan (penyembah berhala) untuk memperingati dewi Juno yaitu ratu dari segala dewa-dewi bagi perempuan dan perkawinan ( dewi cinta).
3. Ritual bangsa Eropa pada abad pertengahan untuk mencari jodoh.
4. Media Barat untuk mengkokohkan cengkraman peradaban Barat.,

Dari keempat jatidiri Valentine tersebut, tidak satupun yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, alasannya :

Pertama, Valentine merupakan ritual keagamaan yaitu agama Kristen, sehingga Valentine merupakan ibadah bagi agama Kristen, bukti bahwa Valentine sebagai ritual agama Kristen adalah ritual Valentine tersebut dikukuhkan oleh seorang Paus yaitu Paus Galasius untuk memperingati dua orang yang diberi gelar orang suci oleh orang-orang Kristen. Bagi Muslim mengikuti Valentine tersebut adalah sama dengan mengikuti peribadatan orang Kristen, di samping itu ada bahaya yang lain yaitu sinkretisasi antara agama Islam dan Kristen, Allah I telah memerintahkan kita untuk tidak mencampuradukkan ajaran agama Islam dengan ajaran agama manapun termasuk Kristen :

Bagimu agamamu, bagiku agamaku. QS. 109:1-6

Kedua, Valentine untuk memperingati/memuja dewi Juno adalah ritual yang dilakukan oleh orang-orang romawi Kuno yang menyembah berhala/dewa, sehingga mengikuti ritual ini dapat bernilai kesyirikan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Romawi Kuno yang menyembah berhala.

Bedakan diri kalian dari orang-orang Musyrik. HR. Bukhari-Muslim

Ketiga, Valentine sebagai sarana untuk mencari jodoh oleh orang-orang Eropa, mereka bertahayul bahwa kasih sayang akan mulai bersemi pada tanggal 14 Pebruari, tahayul adalah salah satu bentuk kesyirikan, sehingga haram hukumnya bagi umat Islam untuk mengikutinya.

Keempat, Valentine sebagai media barat telah diakui daya rusaknya terhadap tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengiktui Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya, pergaulan bebas, fashion, pakaian minim, ciuman antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya, hidup glamour, materialistis, dansa-dansa, mengumbar nafsu dan lain-lain.

Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, ia akan termasuk golongan mereka. HR. Ahmad

Tidak dapat dipungkiri lagi, Valentine adalah salah satu pintu masuk untuk menjadi sama dengan mereka.


Itulah jatidiri Valentine dan kedudukannya terhadap agama Islam, banyak para muda-mudi yang mengikuti Valentine hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak mengetahui apa dan bagaimana Valentine yang sesungguhnya, mereka ikut hanya karena pernah melihat ada yang jualan kartu Valentine atau menerima kartu valentine, atau karena pernah diajak temannya ikut acara Valentine, atau karena pernah melihat propaganda Valentine di majalah-majalah, tv, film dan lain sebagainya, terhadap sikap para muda-mudi yang mengikut saja terhadap apa yang tidak diketahuinya, Allah SWT telah memberikan peringatan :

Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. QS. 17:36

Padahal para muda-mudi gaul sering berkata untuk memberi kesan/nilai negatif kepada temannya dengan perkataan ?sok tahu lu? ternyata mereka sendiri terhadap Valentine juga sok tahu. Wallahu a?lam.

Valentine day merupakan istilah yang sangat akrab dan suatu momentum yang sangat dinanti-nantikan oleh para remaja-remaja dan pemuda-pemudi untuk mengekspresikan hasrat kasih sayang mereka. Hari yang diabadikan setiap empat belas Februari ini, senantiasa disambut dan dirayakan oleh kawula muda sebagai bagian dari bentuk manifestasi rasa cinta dan kasih sayang.
Padahal, kalau dilacak atau ditelusuri akar historis valentine day ini, maka akan tampak secara jelas, betapa gelar dan hari yang diabadikan sebagai simbol keagungan dan kesucian cinta ini, sangat paradoks dalam pemaknaan cinta yang sesungguhnya.
Terlebih lagi itu kalau dihubungkan dengan konsep ajaran Islam. Sulit memang untuk kita bayangkan, jika bangsa yang berpenduduk mayoritas umat Islam ini, kalau kemudian Valentine day ini begitu semarak dirayakan, khususnya oleh kalangan remaja-remaja kita, baik secara terbuka (terang-terangan) maupun secara terselubung.
Jika saja mereka yang merayakannya, adalah yang belum mengenal atau mengetahui tentang bagaimana akar sejarah Valentine day ini, sedikit masih dapat ditolerir akan kekeliruannya yang membuatnya berdosa dengan turut merayakannya.
Meskipun itu tidak seharusnya dilakukan karena Islam sangat menegur bagi orang-orang yang melaksanakan suatu tindakan yang belum tahu dasar hukumnya secara jelas. Tetapi yang paling sangat ironis, jika para remaja-pemuda muslim yang turut serta merayakannya padahal ia sudah tahu secara jelas, tentang bagaimana asal-usul pengabdian fragmen sejarah Valentine day ini.
Sebagai seorang remaja dan pemuda Muslim yang tumbuh dengan baik, sejatinya harus benar-benar melihat, mencermati da menyeleksi secara ketat tentang sesuatu hal yang dapat menghambat, menghalangi apalagi mencelakakan dari proses pembentukan jati dirinya.
Tulisan yang sederhana ini, ingin mengajak kita semua untuk turut berperan serta dalam melacak akar sejarah Valentine day dan bagaimana hukum merayakannya dalam kaca mata (perspektif) Islam.

Sepintas Asal-Usul Hari Valentine Day

Uskup Valentin adalah seorang yang dianggap Santo (orang yang dianggap suci untuk agama Katolik) yang menggantikan seorang dewa yang bernama Lupercus sebagai dewa kesuburan, padang rumput dan hewan ternak serta penyayang. Penyembahan dewa Lupercus sudah menjadi bagian tradisi upacara keagamaan Romawi pada masa itu.
Yang paling aneh dari tradisi upacara keagamaan itu diselingi penarikan undian dalam rangka mencari pasangan yang namanya sudah tertulis dalam sebuah kotak undian.
Setelah penarikan undian, maka mereka bebas untuk melakukan hubungan seksual dalam waktu yang sudah ditentukan. Setelah mereka bosan dan sudah terpenuhi kebutuhan nafsu syahwatnya. Mereka pun kembali menarik undian untuk mencari pasangan yang baru lagi, yang kemudian diperlakukan dengan perbuatan yang sama bejatnya. Begitulah tradisi keagamaan ini berlangsung selama berabad-abad.
Setelah Dewa Lupercus meninggal, maka Santo Valentin lah yang menggantikannya sebagai dewa kasih sayang. Tetapi, suatu ketika kekaisaran Romawi memerlukan sejumlah besar tentara yang dipersiapkan untuk berperang.
Oleh karena itu, Kaisan memerintahkan untuk tidak melakukan perkawinan, karena menurut Kaisar dengan melakukan perkawinan para tentara perang dikhawatirkan akan mudah lemah dan tidak bersemangat. Namun, apa yang terjadi! Ternyata Santo Valentin merestui perkawinan terselubung seorang muda-mudi yang telah saling mengikat hubungan cinta. Akan tetapi, restu Santo Valentin dari praktek perkawinan terselubung ini, ternyata diketahui oleh Kaisar.
Akibat dari tindakan Santo ini, akhirnya Kaisar menghukum mati Santo Valentin dengan memancung atau memenggal kepalanya di Roma pada tahun 270 M dan mayatnya dikuburkan di tepi jalan Flamenia.
Baru pada masa Kaisar Constantin (280-337) upacara tersebut kembali didesain dan dimodifikasi dengan penambahan pesan-pesan cinta yang disampaikan oleh para gadis, diletakkan dalam jambangan kemudian diambil para pemudanya.
Kemudian mereka berpasangan dan berdansa yang diakhiri dengan tidur bersama alias zina. Oleh Paus Galasium I seorang pimpinan dewan gereja, pada tahun 494 M mengubah upacara tersebut dengan bentuk rutinitas seremoni porofikasi (pembersihan dosa) dan juga mengubah upacara Lupercalia yang biasanya tanggal 15 Februari menjadi 14 Februari yang secara resmi ditetapkan pada tahun 496 M sebagai Valentin day.

Valentine Day Dalam Perspektif Islam

Setidaknya ada dua dasar pikiran atau pijakan kita dalam melihat dan menentukan, apakah Valentine day dapat diterima dalam ajaran dan tradisi Islam. Dasar pikiran yang pertama, dengan melihat dari segi akar sejarahnya. Dari uraian diatas, jelas bahwa Valentine day bukanlah warisan ajaran peninggalan sejarah para Nabi dan Rasul, melainkan ajaran sejarah Dewa Luparcelia, yang kemudian diteruskan oleh Uskup Santo Valentine salah seorang rahib dalam tradisi agama Katolik pada saat itu.
Sementara dalam perspektif ajaran Islam atau agama-agama hanif (mulai dari Adam sampai dengan Muhammad SAW), bahwa sesuatu pesan baru dianggap sebagai bagian dari ajaran agama ketika pesan ajaran itu disampaikan oleh para Rasul yang kemudian diabadikan oleh wahyu Tuhan.
Di luar dari ketentuan diatas, maka sesuatu perbuatan (apalagi menjadi sebuah momen perayaan) tersebut dianggap menyesatkan dan bisa jatuh kepada hukum syrik.
Dalam hadis Rasul ditegaskan, "Siapa yang menyerupai sesuatu perbuatan kaum, maka ia bagian dari kaum itu". (HR. Bukhori Muslim) hadis ini merupakan, salah satu pernyataan Rasulullah SAW, yang sangat populer dan sering kita dengarkan yang menuntut kehati-hatian kita dalam melaksanakan suatu sistem ajaran, karena kita akan menjadi bagian dari golongan tersebut.
Firman Allah: "Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentangnya. Sesungguhnya, pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya". (QS. Al Isra': 36).
Yang kedua, sistem tata nilai yang terkandung dalam Valentine day jelas sangat bertentangan dengan sistem tata nilai dalam ajaran Islam. Dalam Islam, tidak ditemukan atau diperbolehkan bahkan sangat dilarang keras untuk membangun sebuah pola pergaulan antara pria dan wanita secara bebas.
Karena perbuatan yang demikian telah msuk kedalam kategori zina, yang dalam Islam sangat disuruh menjauhinya. Firman Allah: "Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan seburuk-buruk jalan". (QS. Al Isra': 32). Bahkan seorang lelaki dan wanita yang berkhalawat (berdua-duaan) saja, disuruh untuk menjauhinya, karena syetan laknatullah alaih akan menjadi pihak ketiga dari mereka. Keadaan yang demikian akan menjadi peluang bagi mereka untuk melakukan perbuatan keji (zina).
Sangat tidak bisa diterima akal, jika Valentine day diabadikan sebagai simbolisasi keagungan sebuah cinta, namun dalam realitasnya mereka justru mengangkangi dan menodai makna kesucian cinta.
Coba kita bayangkan, dihari itu para pemuda-pemuda larut dalam hura-hura, pergi ketempat-tempat hiburan, saling bermesraan bahkan tak jarang diantara mereka terjerumus untuk melakukan hubungan seksual secara bebas, tanpa adanya sebuah ikatan yang syah menurut ajaran agama.
Dengan mengatas namakan cinta, banyak kemudian para kawula muda justru tidak lagi memiliki masa depan yang ceria dalam kehidupannya. Karena tidak jarang diantara mereka menjadi korban cinta, ditinggalkan oleh mantan kekasihnya, akibat pergaulan bebas yang kadung sudah terlakukan.
Dari dua dasar pikiran diatas, maka jelaslah merayakan Valentine day dalam kaca mata Islam adalah haram. Dengan demikian diharapkan kepada generasi muda Islam untuk tidak terlibat dalam acara atau kegiatan yang menyesatkan ini.
Islam yang sangat kaya akan konsepsi-aplikatif, sangat banyak memberikan aturan-aturan tentang prilaku kehidupan yang bertujuan dalam menempatkan manusia, pada tempat-tempat yang sebaik-baiknya dan semulia-mulianya. Islam sebagai rahmatan lil alamin sudah dijamin oleh Sang Pemilik Alam ini, akan konsepsi ajarannya sebagai ajaran yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan kemaslahatan hidup kita di dunia dan akhirat.
Konsep kasih sayang misalnya, Islam sangat begitu jelas, ilegan, humanis, egalitarian, indah dan menyejukkan. Lima belas abad yang lalu Rasulullah SAW, telah menyatakan bahwa: "Tidak beriman seseorang itu, sebelum ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (HR Bukhori Muslim.
Budaya barat tidak sedikitpun lebih aplikabel dari sistem ajaran Islam. Valentine day tidak akan dapat menandingi konsep kasih sayang dan pemaknaan cint dari pada Islam, karena Islam menempatkan rasa kasih sayang dan cinta tidak hanya berdimensi kemanusiaan yang bersifat temporal-temporal, melainkan didorong atas dimensi ilhiah yang bersifat universal-universal.
Penutup
Sebagai generasi muda Islam yang baik, tidak seharusnya kita terjebak dengan budaya-budaya barat yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam yang luhur. Valentine day merupakan salah satu bentuk budaya asing, yang asal-usulnya tidak memiliki hubungan dengan akar sejarah para Rasul-rasul dan sistem ajaran agama-agama hanif (Islam). Jika demikian halnya, sudah sepantasnya kita, tidak ikut-ikutan apalagi sampai berlarut untuk turut merayakannya. (arief)
Islam diturunkan sebagai agama universal yang rahmatan lil 'alamin. Kedatangan Islam bukan untuk menyengsarakan umat manusia. Sebaliknya, Islam datang agar manusia mampu menikmati dan merasakan rasa cinta dan kasih sayang sesamanya. Bahkan lebih dari itu, Islam mengajarkan bahwa kasih sayang tidak hanya sebatas kepada manusia, Islam menyuruh untuk menebar kasih sayang kepada semua makhluk, termasuk hewan dan binatang.

Sebagian besar ulama Islam seperti Ibnu Qayyim dan Ibnu Taimiyah melarang umat Islam untuk ikut merayakan Valentine. Menurut beliau, hari besar yang umat Islam tidak diperbolehkan untuk terlibat di dalamnya adalah semua jenis hari raya pemeluk agama lain selain Islam. Bahkan beliau meluaskan mengertiannya bahwa tidak hanya yang terkait dengan hari besar agama non Islam, tetapi hari raya apapun yang tidak ada dasarnya dalam Islam pun juga diharamkan untuk menjalankannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an surat AlKaafirun ayat 6 : "Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku."

Islam tidak mengenal hari kasih sayang yang serupa dengan Valentine Day. Kasih sayang dalam Islam bersifat universal, tidak dibatasi waktu dan tempat dan tidak dibatasi oleh objek dan motif. Hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad: "Cintailah manusia seperti kamu mencintai dirimu sendiri." (H.R. Bukhari). Islam sangat melarang keras untuk saling membenci dan bermusuhan.

Islam sangat menjunjung tinggi akan arti kasih sayang terhadap umat manusia. Rasulullah saw. bersabda : "Janganlah kamu saling membenci, berdengki-dengkian, saling berpalingan, dan jadilah kamu sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara. Juga tidak dibolehkan seorang muslim meninggalkan (tidak bertegur sapa) terhadap sudaranya lewat tiga hari" (HR. Muslim). Kasih sayang dalam Islam diwujudkan dalam bentuk yang nyata seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang sedang ditimpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar. Dengan demikian kasih sayang dalam Islam lebih indah, lebih konkrit dan lebih universal dari sekadar kasih sayang versi Valentine Day.

Namun demikian tidak benar bila kemudian kita membenci dan memusuhi orang yang merayakan Valentine. Mereka tetap saudara kita sebangsa dan setanah air. Kehidupan harmonis yang saling menghormati harus tetap dijaga. Tidak ada salahnya kita tersenyum dan bertegur sapa kepada mereka, sepanjang dalam batas kewajaran saja. Akan lebih baik kalau kita mampu memberikan informasi yang sebenarnya perihal Valentine Day. Karena masih banyak remaja kita yang suka ikut-ikutan kawan, tanpa mengetahui arti d




KOMENTAR TERAKHIR

bagi kami muslim segala sesuatu yang kita lakukan adalah melihat background ataupun asal muasal perayaan valentine tersebut yang merupakan tradisi ritual agama romawi kuno, yang kemudian berkonversi kedalam agama nasrani Sementara di dalam tatanan aqidah Islam, seorang muslim diharamkan ikut merayakan hari besar pemeluk agama lain, baik agama Nasrani ataupun agama paganis (penyembah berhala) dari Romawi kuno dan ini bukan hanya masalah tradisi saja tetapi menyangkut aqidah, dan jikalau tetap di ikuti lebih banyak mudharatnya /kerugiannya yang pada faktanya dilapangan identik dengan pergaulan bebas, kencan, pesta,tukar hadiah semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih dimana bertentangan dengan larangan agama seperti pacaran ,pelukan dan berciuman, bergandengan tangan bahkan sampai membooking kamar kamar dihotel yang pada saat valentine telah fully booked dengan alasan semua adalah ungkapan rasa kasih sayang.

Kita sebagai orang tua , teman ataupun sahabat bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sudut pandang cinta kasih yang hakiki tidak semata mata pada hari valentine saja Di antaranya, bahwa dalam pandangan kita, seorang ibu dan ayah mempunyai kedudukan yang agung, kita bisa mempersembahkan ketulusan dan cinta itu kepadanya dari waktu ke waktu, demikian pula untuk saudara, suami dst, tapi hal itu tidak kita lakukan khusus pada saat yang dirayakan oleh orang-orang kafir.

Tidak ada komentar: